Contoh desain Rancangan Kurikulum Merdeka untuk Sekolah Dasar yang mencakup mata pelajaran inti, metode pengajaran, alat dan sumber belajar, serta metode evaluasi

Rancangan Kurikulum Merdeka untuk Sekolah Dasar dirancang untuk memberikan kebebasan kepada sekolah dan guru dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan konteks lokal. Berikut adalah desain umum untuk Rancangan Kurikulum Merdeka:

1. Mata Pelajaran Inti:

a. Bahasa Indonesia:

• Menekankan pada pengembangan kemampuan membaca, menulis, mendengar, dan berbicara.
• Integrasi dengan materi berbasis lingkungan untuk meningkatkan pemahaman konteks.

b. Matematika:

• Fokus pada penguasaan konsep dasar matematika.
• Penerapan dalam situasi nyata, seperti mengukur dan menghitung kebutuhan lingkungan sekitar.

c. Ilmu Pengetahuan Alam:

• Mengintegrasikan konsep-konsep yang ada pada ilmu pengetahuan alam dihubungkan dengan isu-isu lingkungan terkini.
• Menekankan pada eksplorasi dan eksperimen di alam terbuka.

d. Ilmu Pengetahuan Sosial:

• Menyertakan studi tentang lingkungan lokal, budaya, dan sejarah.
• Memotivasi siswa untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek sosial dan lingkungan.

e. Seni dan Keterampilan:

• Memberikan ruang bagi ekspresi kreatif terkait dengan alam dan lingkungan.
• Penggunaan bahan daur ulang untuk seni dan kerajinan.

2. Metode Pengajaran:

a. Pembelajaran Aktif:

• Menggunakan pendekatan pembelajaran aktif, termasuk diskusi, eksperimen, dan proyek-proyek lapangan.
• Guru berperan sebagai fasilitator pembelajaran.

b. Kolaborasi dan Tim:

• Mendorong kerja kelompok dan kolaborasi dalam menyelesaikan tugas dan proyek.
• Pengajaran lintas mata pelajaran untuk meningkatkan keterkaitan konsep.

c. Pembelajaran Berbasis Teknologi:

• Integrasi teknologi sebagai alat pembelajaran, seperti penggunaan video, simulasi, dan sumber daya digital.
• Mendorong literasi digital dan penggunaan teknologi untuk pemahaman masalah lingkungan.

3. Alat dan Sumber Belajar:

a. Buku Pelajaran Terpadu:

• Pengembangan buku pelajaran yang terintegrasi antara mata pelajaran inti dengan isu-isu lingkungan.
• Pemanfaatan sumber daya lokal dan cerita lokal.

b. Teknologi Pendidikan:

• Penggunaan perangkat lunak pendidikan interaktif dan aplikasi untuk memperkuat konsep-konsep tertentu.
• Sumber daya daring untuk mendukung pembelajaran mandiri.

c. Bahan Daur Ulang:

• Menggunakan bahan-bahan daur ulang sebagai alat dan sumber belajar dalam kegiatan seni, kerajinan, dan ilmu pengetahuan alam.

4. Metode Evaluasi:

a. Penilaian Formatif:

• Penilaian berkesinambungan untuk memantau perkembangan siswa secara berkala.
• Pemberian umpan balik konstruktif untuk mendukung perbaikan.

b. Proyek dan Portofolio:

• Penilaian berbasis proyek untuk mengevaluasi pemahaman konsep dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
• Pengembangan portofolio untuk merefleksikan pencapaian siswa.

c. Pemantauan Partisipatif:

• Melibatkan siswa dalam mengevaluasi dan merefleksikan pembelajaran mereka.
• Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam mengukur dampak positif di luar lingkungan sekolah.

Desain ini memberikan keleluasaan bagi sekolah untuk menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan setempat sambil memastikan pembelajaran siswa terkait dengan isu-isu lingkungan dan keberlanjutan. Pendekatan ini juga mendorong pengembangan keterampilan kritis, kreativitas, dan tanggung jawab sosial pada siswa.

Bagikan Artikel ini